BAB I
PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang
Mahabharata merupakan sebuah kisah
yang tidak asing bagi kita semua. Keagungan dan kepopulerannya pada masa lalu
bisa dikatakan tak tertandingi. Namun saat ini zaman telah berubah dan kisah
ini tidak terlalu banyak didengar lagi. Karena itu dalam kesempatan ini ada
baiknya kita mengulas bagaimanakah kedudukan mahabharata dalam ajaran agama
Hindu.
Mahabharata, salah satu yang terbesar dan epik terbesar sepanjang
masa, bukan hanya cerita perang. Ini berisi rahasia
manajemen dalam rahim nya. Dalam tulisan ini, Shanti Parva Mahabharata
dianalisis. Karakter yang paling berpengetahuan dan berpengalaman Mahabharata, Bisma memberikan instruksi
kepada Yudhishthir raja baru
di Parva.
2. Prabu Santanu dan keturunannya
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Santanu
Prabu
Santanu
adalah seorang raja mahsyur dari garis keturunan Sang
Kuru, berasal dari Hastinapura.
Ia menikah dengan Dewi
Gangga yang dikutuk agar turun ke dunia, namun Dewi
Gangga meninggalkannya karena Sang Prabu melanggar janji pernikahan. Hubungan
Sang Prabu dengan Dewi Gangga sempat membuahkan anak yang diberi nama Dewabrata
atau Bisma.
Setelah ditinggal Dewi Gangga, akhirnya Prabu Santanu menjadi duda.
Beberapa
tahun kemudian, Prabu Santanu melanjutkan kehidupan berumah tangga dengan
menikahi Dewi Satyawati,
puteri nelayan. Dari hubungannya, Sang Prabu berputera Sang Citrānggada
dan Wicitrawirya.
Citrānggada wafat di usia muda dalam suatu pertempuran, kemudian ia digantikan
oleh adiknya yaitu Wicitrawirya. Wicitrawirya juga wafat di usia muda dan belum
sempat memiliki keturunan. Atas bantuan Resi Byasa,
kedua istri Wicitrawirya, yaitu Ambika
dan Ambalika,
melahirkan masing-masing seorang putera, nama mereka Pandu
(dari Ambalika) dan Dretarastra
(dari Ambika).
Dretarastra
terlahir buta, maka tahta Hastinapura
diserahkan kepada Pandu,
adiknya. Pandu menikahi Kunti
kemudian Pandu menikah untuk yang kedua kalinya dengan Madrim,
namun akibat kesalahan Pandu pada saat memanah seekor kijang yang sedang
kasmaran, maka kijang tersebut mengeluarkan (Supata=Kutukan) bahwa Pandu tidak
akan merasakan lagi hubungan suami istri, dan bila dilakukannya, maka Pandu
akan mengalami ajal. Kijang tersebut kemudian mati dengan berubah menjadi wujud
aslinya yaitu seorang pendeta.
Kemudian
karena mengalami kejadian buruk seperti itu, Pandu lalu mengajak kedua istrinya
untuk bermohon kepada Hyang Maha Kuasa agar dapat diberikan anak. Lalu Batara
guru mengirimkan Batara Dharma untuk membuahi Dewi Kunti sehingga lahir anak
yang pertama yaitu Yudistira Kemudian Batara Guru mengutus Batara Indra untuk
membuahi Dewi Kunti shingga lahirlah Harjuna, lalu Batara Bayu dikirim juga
untuk membuahi Dewi Kunti sehingga lahirlah Bima, dan yang terakhir, Batara
Aswin dikirimkan untuk membuahi Dewi Madrim, dan lahirlah Nakula dan Sadewa.
Kelima
putera Pandu tersebut dikenal sebagai Pandawa.
Dretarastra yang buta menikahi Gandari,
dan memiliki seratus orang putera dan seorang puteri yang dikenal dengan
istilah Korawa.
Pandu dan Dretarastra memiliki saudara bungsu bernama Widura.
Widura memiliki seorang anak bernama Sanjaya,
yang memiliki mata batin agar mampu melihat masa lalu, masa sekarang, dan masa
depan.
3.
Pandawa dan Korawa
Pandawa
dan Korawa
merupakan dua kelompok dengan sifat yang berbeda namun berasal dari leluhur
yang sama, yakni Kuru
dan Bharata.
Korawa (khususnya Duryodana)
bersifat licik dan selalu iri hati dengan kelebihan Pandawa, sedangkan Pandawa
bersifat tenang dan selalu bersabar ketika ditindas oleh sepupu mereka. Ayah
para Korawa, yaitu Dretarastra,
sangat menyayangi putera-puteranya. Hal itu membuat ia sering dihasut oleh
iparnya yaitu Sangkuni,
beserta putera kesayangannya yaitu Duryodana,
agar mau mengizinkannya melakukan rencana jahat menyingkirkan para Pandawa.
Pada
suatu ketika, Duryodana
mengundang Kunti
dan para Pandawa
untuk liburan. Di sana mereka menginap di sebuah rumah yang sudah disediakan
oleh Duryodana. Pada malam hari, rumah itu dibakar. Namun para Pandawa
diselamatkan oleh Bima
sehingga mereka tidak terbakar hidup-hidup dalam rumah tersebut. Usai
menyelamatkan diri, Pandawa dan Kunti masuk hutan. Di hutan tersebut Bima
bertemu dengan rakshasa Hidimba
dan membunuhnya, lalu menikahi adiknya, yaitu rakshasi Hidimbi.
Dari pernikahan tersebut, lahirlah Gatotkaca.
Setelah
melewati hutan rimba, Pandawa
melewati Kerajaan
Panchala. Di sana tersiar kabar bahwa Raja Drupada
menyelenggarakan sayembara
memperebutkan Dewi Dropadi. Karna
mengikuti sayembara tersebut, tetapi ditolak oleh Dropadi. Pandawa pun turut
serta menghadiri sayembara itu, namun mereka berpakaian seperti kaum brahmana.
Pandawa
ikut sayembara untuk memenangkan lima macam sayembara, Yudistira untuk
memenangkan sayembara filsafat dan tatanegara, Arjuna
untuk memenangkan sayembara senjata Panah, Bima memenangkan
sayembara Gada dan Nakula - Sadewa
untuk memenangkan sayembara senjata Pedang. Pandawa berhasil melakukannya
dengan baik untuk memenangkan sayembara.
Dropadi
harus menerima Pandawa sebagai suami-suaminya karena sesuai janjinya siapa yang
dapat memenangkan sayembara yang dibuatnya itu akan jadi suaminya walau
menyimpang dari keinginannya yaitu sebenarnya yang diinginkan hanya seorang
Satriya.
Setelah
itu perkelahian terjadi karena para hadirin menggerutu sebab kaum brahmana
tidak selayaknya mengikuti sayembara. Pandawa berkelahi kemudian meloloskan
diri. sesampainya di rumah, mereka berkata kepada ibunya bahwa mereka datang membawa
hasil meminta-minta. Ibu mereka pun menyuruh agar hasil tersebut dibagi rata
untuk seluruh saudaranya. Namun, betapa terkejutnya ia saat melihat bahwa
anak-anaknya tidak hanya membawa hasil meminta-minta, namun juga seorang
wanita. Tak pelak lagi, Dropadi
menikahi kelima Pandawa.
Bhishma Shanti
memberitahu apa tugas
seorang raja adalah, bagaimana seorang raja dapat
menjalankan kerajaannya efektif
andefficiently, apa yang harus dilakukan seorang raja untuk memerintah dan mengelola
kerajaan berhasil.
WhateverBhishma mengatakan
untuk raja, yang berlaku
saat ini bagi seorang manajer dalam
dunia usaha. Seorang manajer dapat menggunakan petunjuk
dari Bisma untuk
mengelola organisasinya successfully.Instructions
dari Bisma adalah
sumber pengetahuan dan pembelajaran
baru manajemen, yang
memberi kita pelajaran berharga untuk pemerintahan yang baik. Bhismaparwa konon merupakan bagian terpenting
MahaBharata karena kitab keenam ini mengandung kitab Bhagawad Gita.
Dalam Bhismaparwa dikisahkan bagaimana kedua pasukan,
pasukan Korawa dan pasukan Pandawa berhadapan satu sama lain sebelum
Bharatayuddha dimulai. Lalu sang Arjuna dan kusirnya sang Kresna berada di
antara kedua pasukan. Arjuna pun bisa melihat bala tentara Korawa dan para
Korawa, sepupunya sendiri. Iapun menjadi sedih karena harus memerangi mereka.
Walaupun mereka jahat, tetapi Arjuna teringat bagaimana
mereka pernah dididik bersama-sama sewaktu kecil dan sekarang berhadapan satu
sama lain sebagai musuh. Lalu Kresna memberi Arjuna sebuah wejangan.
Wejangannya ini disebut dengan nama Bhagawad Gita atau "Gita Sang
Bagawan", artinya adalah nyanyian seorang suci.
Bhismaparwa diakhiri dengan dikalahkannya Bisma, kakek
para Pandawa dan Korawa. Bisma mempunyai sebuah kesaktian bahwa ia bisa
meninggal pada waktu yang ditentukan sendiri. Lalu ia memilih untuk tetap tidur
terbentang saja pada "tempat tidur panahnya" (saratalpa) sampai
perang Bharatayuddha selesai. Bisma terkena panah banyak sekali sampai ia
terjatuh tetapi tubuhnya tidak menyentuh tanah, hanya ujung-ujung panahnya
saja.
No comments:
Post a Comment